Sunday, August 23, 2015

Oh Dikerdilkan?

Credit Picture: ZoomWalls
Kamu tahu? Dikerdilkan itu mempesona. Bagaimana mungkin? Tentu, tentu saja. Tapi aku ingin membeberkan pra-syaratnya terlebih dahulu. Kamu benar-benar akan mendapatinya begitu mempesona bilamana Allah mengizinkan demikian.

Hmmm… ya sesederhana itu. Segala hal begitu sederhana jika Allah yang selesaikan. Ting!

Suatu saat nanti atau mungkin saat ini juga kamu sedang mengalaminyakah? Dikerdilkan. Siapa yang rela dirinya yang berharga itu dikerdilkan? Ini lain lagi ceritanya jika variabelnya antara Allah dan kita (hamba) ya… Oke fix! Kita lebih dari kosa kata itu di hadapan Allah, setuju kan?

Kita kembali ke pertanyaan sebelumnya, siapa yang rela dan suka ria dikerdilkan? Aku rasa tak ada! Kamu tidak setuju? Itu hakmu, kawan. Tapi aku yakin bahwa setiap diri ingin dihargai, setiap jiwa ingin dimuliakan, setiap pribadi ingin dianggap berarti. Karena itu fitrah.

Tetapi, pada suatu masa akan hadir orang-orang yang sejenak menghempaskan eksistensi diri. Mereka secara sadar atau tidak sadar telah menggores dan meninggalkan perasaan kerdil pada yang lain. Jujur, aku berharap suatu saat nanti mereka mempelajarinya. Mereka belajar bahwa mereka telah salah tindak, yah jika tak bernyali meminta maaf, setidaknya aku akan bahagia sekali jika kalian mau menginsyafi diri. Mari bersama menginsyafi diri.

Lantas, bagaimana pula dikerdilkan itu mempesona? Iya, kawan. Allah yang melukiskan pesona itu. Pesona yang membuat aku sadar, betapa dikerdilkan itu melukai harga diri. Kemudian aku dihantarkan ilmu Allah bahwa tak sepantasnya kamu menjadi pelaku selanjutnya. Bukankah setiap mukmin punya kualitas?

Bahkan, Allah dengan jelas mengabarkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui setiap yang dikandung dalam hati. Allah saja yang punya kehakiman yang adil. Allah saja yang tahu hamba mana yang paling bertakwa. Lalu, pantaskah aku menjadi pelaku?

Oh, Allah jagalah diri dari perkara semisal ini. Kemudian lapangkanlah dada kami untuk kami, sehingga hati yang Engkau ciptakan ini menjadi lembut dan ringan memaafkan mereka, aamiin…

No comments:

Post a Comment